BAB V : Translasi Mata Uang Asing
Latar belakang dan terminology
Translasi tidak sama dengan konversi. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Translasi tidak sama dengan konversi. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan
menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic berdasarkan kurs nilai tukar valuta
asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang
lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli dan dijual dalam pasar global.
Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku
pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan usaha, para
individu, dan pedagang professional. Dengan menyediakan tempat bagi para
pembali dan penjual mata uang, pasar mata uang asing memfasilitasi transfer
pembayaran internasional (contoh: dari importer kepada eksportir), memungkinkan
terjadinya pembelian atau penjualan internasional secara kredit (contoh: letter
of credit suatu bank yang memungkinkan barang dikirimkan kepada pembeli yang
belum dikenal sebelum dilakukan pembayaran), dan meyediakan alat bagi para
individu atau kalangan usaha untuk melindungi diri mereka dari resiko nilai
mata uang yang tidak stabil.
Transaksi mata uang asing terjadi pada
pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot
umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar
spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar
Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar
di masa mendatang. Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk
melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang
lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan
dengan diskonto atau premium dari kurs spot.
Transaksi swap melibatkan pembelian spot
dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu
mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk
mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara
asing, dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang
tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.
Mengukur dan mengantisipasi eksposur akuntansiEksposur akuntansi
(accounting/translation exposure) adalah mengukur seberapa jauh laporan keungan
konsolidasi dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valas.
Eksposur ini muncul karena adanya kebutuhan untuk mengkonversi laporan keuangan
dari operasi perusahaan di luar negeri yang menggunakan mata uang local ke
dalam mata uang Negara asal untuk tujuan konsolidasi dan pelaporan. Laporan
keuangan konsolidasi umumnya digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menilai
kinerja perusahaan afiliasi di luar negeri. Bila kurs valas berubah sejak
periode pelaporan sebelumnya, maka translation atau penilaian ulang atas asset,
utang, penerimaan, biaya, laba, dan rugi yang didenominasi dalam valas akan
menyebabkan laba/rugi valas (foreign exchange gains or losses). Kemungkinan
laba/rugi valas ini diukur oleh angka eksposur akuntansi.
Perlukah mengukur eksposur akuntansiPerusahaan transnasional yang tidak
peduli dengan eksposur akuntansi umumnya berpendapat bahwa pendapatan yang
diperoleh oleh cabang-cabang perusahaan tidak perlu dikonversi dalam mata uang
perusahaan induknya. Ini diakibatkan karena mereka tidak yakin eksposur
akuntansi relevan. Kendati demikian, perlu dipahami apa yang mempengaruhi
derajat eksposur perusahaan terhadap kemungkinan laba/rugi karena konversi
lapran keuangan. Besar kecilnya eksposur akuntansi tergantung dari :
·
Seberapa jauh peranan cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Semakin
besar persentase bisnis perusahaan yang dilakukan oleh cabang di luar negeri,
semakin besar persentase pos-pos laporan keuangan yang mudah terpengaruh
eksposur akuntansi.
·
Lokasi cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Ini diakibatkan karena
pos-pos laporan keuangan di setiap cabang biasanya dinyatakan dalam mata uang
local di Negara tersebut.
·
Standar akuntansi yang dipergunakan. Setiap Negara umumnya mempunyai
standar akuntansi yang sudah baku , yang amat bervariasi antar Negara.
Alasan- alasan untuk melakukan translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri. Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi.
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri. Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi.
Kebanyakan masalah yang berkaitan dengan
translasi mata uang berasal dari fakta bahwa nilai relative mata uang asing
jarang sekali ditetapkan. Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan dengan
berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan
atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan
satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu
perusahaan yang sama dari satu periode ke periode lain sulit dilakukan. Keadaan
ini merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan multinasional untuk
menyediakan pengungkapan informasi hasil operasi dan posisi keuangan.
Alasan tambahan untuk translasi mata
uang asing adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur risiko
suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan
para pihak berkepentingan dari luar negeri. Untuk keperluan akuntansi, suatu
aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika
suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk
perusahaan (pelaporan) juga berubah. Pengukuran resiko ini akan berbeda-beda
tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh perusahaan.
Metode konversi mata uang asing
Diseluruh dunia setidaknya dikenal 4 jenis metode konversi mata uang, yaitu :
Diseluruh dunia setidaknya dikenal 4 jenis metode konversi mata uang, yaitu :
1. Metode Kurs Tunggal
Metode ini sudah lama popular di Eropa,
menerapkan suatu kurs nilai tukar, yaitu kurs terkini dan kurs penutupan, untuk
seluruh aktiva dan kewajiban lancer. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing
umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada
saat pos-pos tersebut diakui. Namun demikian untuk memudahkan pos-pos ini
umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar
yang tepat untuk periode tersebut. Laporan keuangan sebuah operasi asing memiliki
domisili pelaporannya sendiri, lingkungan mata uang local di mana perusahaan
afiliasi asing melakukan usahanya. Suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang
asing dikatakan menghadapi resiko mata uang asing jika ekuivalen dalam mata
uang digunakan untuk mentranslasikan aktiva atau kewajiban tersebut.
2. Metode Kurs Berganda
Metode Kurs Berganda menggabungkan kurs
nilai tukar historis dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi.
3. Metode Kini-Nonkini
Berdasarkan Metode Kini-Non Kini, aktiva
lancar dan kewajiban lancer anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam
mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan
kewajiban tidak lancer ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Pos-pos
laporan laba rugi (kecuali beban depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan
berdasarkan kurs rata-rata yang berlaku dalam setiap bulan operasi atau
berdasarkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan periode pelaporan. Beban
depresiasi dan amortisasi ditranslasikan berdasarkan kurs histories yang
tercatat saaat aktiva tersebut diperoleh. Namun demikian, metode ini tidak
mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk
mentranslasikan aktiva lancar secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas,
piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi resiko nilai
tukar.
4. Metode Moneter-Nonmoneter
Metode Moneter-Non Moneter juga
menggunakan skema klasifikasi neraca unutk menentukan kurs translasi yang
tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini.
Pos-pos non moneter aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan persediaan investor
ditranslasikan dengan menggunakan kurs histories. Pos-pos laporan laba rugi
ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan
untuk konsep kini-non kini.
5. Metode Temporal
Dengan menggunakan metode temporal,
tranlasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang
nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur,
melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang
asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut tetapi bukan
penilaian sesungguhnya. Berdasarkan GAAP AS, kas diukur berdasarkan jumlah yang
dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang
diperkirakan akan diterima atau akan dibayar pada saat jatuh temponya.
Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos moneter ditranslasikan dengan kurs yang mempertahankan dasar pengukuran pada awalnya. Secara khusus, aktiva yang nilainya dalam laporan mata uang asing sebesar biaya histories, ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan biaya historis dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan kurs nilai tukar histories menghasilkan biaya historis dalam mata uang domestik.
Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos moneter ditranslasikan dengan kurs yang mempertahankan dasar pengukuran pada awalnya. Secara khusus, aktiva yang nilainya dalam laporan mata uang asing sebesar biaya histories, ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan biaya historis dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan kurs nilai tukar histories menghasilkan biaya historis dalam mata uang domestik.
Kelima metode yang dibahas pada satu
waktu pernah digunakan di Amerika Serikat dan dapat ditemukan hingga hari ini
di berbagai Negara. Secara umum, metode ini menimbulkan hasil translasi mata
uang asing yang cukup berbeda. Ketiga metode yang pertama (metode kurs kini,
metode kini-non-kini, dan metode moneter-non-moneter) digunakan dalam
mengidentifikasikan aktiva dan kewajiban manakah yang beresiko atau dapat
dilindungi dari resiko mata uang asing.
Translasi dengan mata uang asing
Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesainnya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing.
Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesainnya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing.
Suatu transaksi mata uang asing dapat
berdenominasi dalam satu mata uang, tetapi diukur atau dicatat dalam mata uang
yang lain. Untuk memahami mengapa hal ini terjadi, petimbangkanlah pertama-tama
istilah mata uang fungsional. Mata uang fungsional sebuah perusahaan diartikan
sebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama dimana perusahaan beroperasi
dan menghasilkan arus kas. Jika suatu operasi anak perusahaan luar negeri
relative berdiri sendiri dan terintegrasi dalam Negara asing (yaitu sutau anak
perusahaan yang menghasilkan produk untuk distribusi setempat), umumnya akan
menghasilkan dan mengeluarkan uang dalam mata uang local (Negara-negara domisili).
Dengan demikian mata uang local (contoh euro untuk anak perusahaandari suatu
perusahaan AS yang berada di Belgia) adalah mata uang fungsionalnya.
Untuk menggambarkan perbedaan antara
suatu transaksi yang berdenominasi dalam suatu mata uang tetapi diukur dalam
mata uang lainnya, misalkan sebuah anak perusahaan AS di Hong Kong membeli
persediaan barang dagangan dari Republik Rakyat Cina yang dibayarkan dalam
renmimbi. Mata uang fungsional anak perusahaan adalah dollar AS. Dalam kasus
ini, anak perusahaan akan mengukur transaksi mata uang asing yang berdenominasi
dalam renmimbi ke dalam dollar AS, mata uang yang digunakan dalam catatan
bukunya. Dari sudut pandang induk perusahaan, kewajiban anak perusahaan
berdenominasi dalam renmimbi, tetapi diukur dalam dollar AS, mata uang
fungsionalnya, untuk keperluan konsolidasi.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar